Pentingnya Stop Loss Sebagai Alat Manajemen Resiko

Posted on Feb 27, 2018

Pentingnya stop loss sebagai alat manajemen resiko

Kita menghadapi sebuah fakta tak terhindarkan dalam trading forex, yakni harga pasar forex memang sulit diprediksi. Oleh karena itu, alat manajemen risiko seperti Stop Loss (SL) sangat penting untuk digunakan.

Hal-hal seperti kondisi politik global, peristiwa ekonomi skala besar, hingga rumor yang berkaitan dengan bank sentral datangnya tidak mungkin diprediksi dan seringkali mengakibatkan harga mata uang tertentu naik atau turun dengan drastis. Hal inilah yang membuat Anda sering pasang posisi trading yang melawan pergerakan pasar.

Di saat-saat seperti ini, pembatasan kerugian menjadi pembeda antara trader pemula dan profesional. Trader profesional akan selalu menggunakan SL karena mereka tahu bahwa masih tinggi kemungkinannya harga mata uang bergerak di luar prediksi mereka. Sementara itu, trader pemula cenderung mengabaikannya dan mengakibatkan trading yang mereka lakukan berujung pada margin call.

Karena itu, membatasi risiko sangat krusial dan harus dimiliki oleh trader yang tak ingin modal trading mereka habis dalam sekali trading saja. Secara umum, ada empat metode yang biasa digunakan oleh trader profesional. MRG Trade bahas metode pertama, yakni menggunakan persentase.

Stop loss berdasarkan persentase

Teknik SL yang pertama ini erat kaitannya dengan pelajaran sebelumnya, yakni bagaimana caranya menentukan lot yang tepat untuk trading anda. Di artikel tersebut, MRG Trade mencontohkan pembatasan kerugian dalam persentase. Namun sayangnya, fakta di lapangan tidak semudah yang digambarkan. Mari kita lihat contoh kasusnya.

Kami mengandaikan Anda membuka akun mini dengan modal $500 dan besar lot minimal yang bisa digunakan saat trading yakni 0.1 lot. Anda melihat bahwa resistance sedang diuji pada saat ini, tepatnya di angka 1.5620. Anda pun berniat untuk ambil posisi sell sebentar lagi.

Namun, karena peraturan trading Anda mengatakan bahwa tidak merisikokan lebih dari 2% dari seluruh modal. Di akun mini (10.000 unit GBP/USD), nilai satu pip-nya sama dengan $1 dan 2% dari seluruh modal berarti Anda hanya bisa merelakan $10 atau 10 pip di tiap trading-nya. Maka, Anda memasang stop loss di angka 1.5630.

stop loss

Tanpa diketahui GBP/USD bisa bergerak sebanyak 100 pips sehari! Dengan SL sekecil itu, sekecil apa pun pergerakan harga akan mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi. Kemudian, yang terjadi berikutnya:

stop-loss-2

Akibatnya, SL dijemput terlalu awal dan anda pun melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Salah satu solusi untuk mengatasi kendala ini adalah dengan menggunakan lot yang lebih kecil, seperti misalnya yang terdapat di akun mikro.

Di akun mikro, setiap pip-nya memiliki nilai sebanyak $0.1. Dengan batasan risiko yang sama, yakni 2% di setiap trading, Anda bisa membatasi rugi di angka 100 pip. Jadi, untuk kehilangan 2%, pair GBP/USD harus bergerak 100 pips ke arah yang tidak diinginkan terlebih dahulu. Jendelanya jadi cukup lebar, bukan?

SL berdasarkan support & resistance

Banyak trader menggunakan level support & resistance di saat mencari lokasi terbaik untuk menempatkan batas rugi. Cara ini ditempuh karena terbilang mudah untuk dilakukan, bahkan oleh seorang trader pemula sekali pun. Seperti sebelumnya, kami akan menggunakan contoh kasus untuk menjelaskan cara penentuan batas rugi yang satu ini.

Mari kita lihat grafik EUR/USD di bawah ini.

stop-loss-5

 

Pada grafik di atas, kita bisa melihat bahwa sedang terjadi downtrend. Terlihat beberapa kali harga menyentuh garis trendline. Garis ini bisa kita jadikan level support yang cocok untuk metode penentuan batas rugi kali ini.

Anda bisa menempatkan order sell di garis downtrend yang sedang dituju oleh pergerakan harga (1.3690). Nah, untuk SL-nya bisa ditempatkan di angka 1.380. Perhatikan bahwa titik SL ini berada di atas garis trendline. Terakhir, kita menempatkan take profit di angka 1.3530 dan 1.3450. MRG Trade memperlihatkan kelanjutannya, seperti gambar di bawah.

stop loss

Katakanlah Anda buka dua trading secara bersamaan pada kondisi di atas. Trading yang pertama berhasil mencapai titik take profit-nya. Namun, trading yang kedua tidak berhasil menyentuh level take profit, lalu berbalik arah. Namun, Anda masih bisa tenang karena sebelumnya sudah memasang SL di level breakeven (impas). Jadi, meskipun terkena SL, Anda tidak akan rugi apa pun. Mudah, bukan, cara penggunaannya?

SL berdasarkan volatilitas pergerakan harga

Secara pengertiannya, volatilitas adalah besar pergerakan harga yang mungkin terjadi dalam kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui berapa pip pergerakan harga yang mungkin terjadi, anda bisa menetapkan level SL dengan tepat dan menghindari trading anda tertutup secara prematur.

Sebagai contoh, jika anda adalah seorang swing trader yang mengetahui bahwa pair EUR/USD sebulan belakangan ini bergerak sebanyak 100 pips per hari. Maka dari itu, memasang batas rugi sebanyak 20 pips tentu akan mengakibatkan trading anda terkena SL terlalu cepat dan anda melewatkan kesempatan untuk mendapatkan untung yang lebih banyak.

Salah satu cara untuk mengukur volatilitas pergerakan harga adalah dengan menggunakan indikator bollinger bands. Cara mengukurnya sederhana saja kok. Anda cukup membatasi kerugian Anda di atas atau di bawah garis indikator Bollinger Bands.

Perhatikan jika harga bergerak menyentuh level SL Anda. Hal ini bisa jadi sebuah tanda bahwa volatilitas harga sedang meningkat dan breakout sedang terjadi.

stop-loss-6

Dengan menggunakan metode ini, Anda masih memiliki “ruang untuk bernapas” dan memiliki kemungkinan untuk menangkap pergerakan harga yang lebih menguntungkan.

Pembatasan kerugian berdasarkan waktu

Cara penentuan batas rugi ini sedikit berbeda dengan beberapa metode sebelumnya. SL menggunakan waktu ini bisa didasarkan dari berapa lama anda buka posisi (bisa beberapa jam, hari, atau minggu), hanya trading di waktu-waktu tertentu, atau pada saat jam aktif pasar tertentu.

Sebagai contoh, jika anda seorang intraday trader, Anda pastinya akan menghindari saat-saat di mana pasar tidak bergerak sama sekali, seperti misalnya pada contoh gambar di bawah ini:

no-movements

Sebagai day trader, kita akan sebisa mungkin menghindari terjebak di saat-saat harga tidak banyak bergerak seperti di atas. Yang kita incar justru saat pasar menunjukkan adanya aktifitas dan kita bisa mengambil banyak keuntungan dari pergerakan harga tersebut.

SL berdasarkan waktu lainnya bisa disebabkan oleh anda sendiri yang tidak ingin trading anda dibebankan biaya swap. Maka dari itu anda selalu menyudahi trading anda sebelum anda berangkat tidur. Bisa juga karena anda seorang swing trader, anda memutuskan untuk menutup posisi anda di hari jumat untuk menghindari gaps dan resiko berita-berita penting yang ada di akhir pekan.

Tiga aturan saat membatasi kerugian

  1. Jangan jadikan emosi sebagai penyebab anda menggeser SL anda
    Emosi sangat mungkin memengaruhi trading yang anda jalankan. Rasa takut atau serakah adalah alasan utama yang menyebabkan banyak trader menggeser batas kerugian atau keuntungan yang sudah ditentukan. Hindari hal ini agar anda tidak rugi lebih banyak lagi!
  2. Gunakan trailing stop
    Saat trailing stop mulai bergerak, itulah tanda bahwa jika harga secara tiba-tiba bergerak ke arah yang tidak anda inginkan sekalipun, anda masih tetap mendapatkan keuntungan. Mantap bukan?!
  3. Jangan sekali-sekali melebarkan batas rugi anda!
    Melebarkan batas rugi adalah salah satu sebab Anda merugi lebih besar dari yang ditargetkan. Satu-satunya hal yang harus dilakukan saat terbentur SL adalah pasrah. Kemudian, Anda harus bangkit dan mencoba lagi untuk mencari peruntungan berikutnya.

Itu dia pembahasan singkat mengenai caranya menentukan stop loss dengan baik dan benar. Selanjutnya, MRG Trade akan membahas mengenai scaling in dan scaling out. Klik tombol di bawah ini untuk membaca artikel tersebut:

Scaling In dan Scaling Out: Definisi dan Fungsinya Dalam Manajemen Resiko

There are no comments yet

  • Hello, guest